Minggu, 23 September 2012

Tips Membaca Bersama Anak Yang Baik

Mendidik anak untuk mau membaca memang membutuhkan proses. Selain bersabar, orang tua hendaknya tidak memaksa anak untuk membaca. Ketika membaca,usahakan si anak dalam posisi melihat huruf dari kata-kata yang dibacakan dan si anak berbaring bersebelahan atau berada dalam pangkuan orang tua.

Berikut ini tips cara membaca buku bersama anak yang baik dari Ariyo, seorang pendongeng dari komunitas Reading Bugs seperti yang dikutip kompas.


* Tak perlu menghabiskan 1 buku dalam 1 waktu, utamakan pengalaman membaca cerita dengan anak. Ladeni si anak jika ia banyak bertanya dalam 1-2 halaman saja.

* Selalu jujur. "Ajakan untuk membaca bersama anak ini bisa menjadi ajang komunikasi antara orangtua dengan anak dan sebaliknya. Jujurlah jika Anda memang belum pernah membaca buku itu. Katakan, 'Mama belum pernah baca buku ini, nih. Kita baca barengan, ya?' Mengapa? Supaya anak tak punya ekspektasi berlebih Anda tahu segalanya dari buku ini," jelas Ariyo.

* Bacakan dari hati. Jangan terkesan terpaksa dan seperti enggan, apalagi malas-malasan. Membacakan dengan hati akan membuat Anda bersemangat berekspresi dan menarik.

* Posisikan anak dan Anda senyaman mungkin. Upayakan ada sentuhan kulit, dan si anak bisa melihat kata-kata yang Anda tunjuk saat membaca.

* Perkenalkan bukunya. "Bacakan judul bukunya, perlihatkan sampul buku kepada anak. Bacakan pula pihak yang bertanggungjawab atas buku tersebut, siapa pengarangnya, dan siapa ilustratornya."

* Sampul buku juga bisa jadi bahan diskusi tersendiri, misalnya dengan membahas warna busana si tokoh atau atribut lain pada sampul buku tersebut.

* Saat bercerita, penting agar si pembaca cerita tenang dan tidak tergesa-gesa. Ambillah waktu secukupnya.

* Setiap kata yang tertulis di buku, tunjuk dengan jari Anda. Saat si anak mendengar kata itu, ia akan mengasosiasikannya. Awalnya, dia akan menyadari vokal, lalu ia akan melihat huruf yang tertera, kemudian menyadari arti kata. Karena itulah, membaca untuk anak sudah bisa dilangsungkan sejak usia 0.

* Jangan menganggap remeh tanda baca titik, koma, tanda seru, maupun tanda tanya. Tunjukkan dengan intonasi atau gerak-gerik saat ada kata-kata yang menunjukkan sifat, seperti "besar", "kecil", "cepat", dan lainnya. Buat sedikit dramatisasi dari cerita.

* Jangan lupa tetap jaga kontak mata dengan anak.

* Bila ada kata-kata yang sekiranya si anak belum paham, tanyakan apakah si anak paham atau tidak.

* Posisikan buku supaya si anak bisa melihat buku dan gambar-gambarnya.

* Untuk anak prasekolah, apa yang diceritakan tidak harus sesuai buku. Jika ia tertarik hanya dengan 1 halaman saja, karena warnanya atau gambar, atau lainnya, kembangkan saja.

* Usahakan menggunakan suara/intonasi berbeda-beda, sesuai karakter dan teknik "fast, slow, pause".

* Gunakan efek drama, ada tertawa, merengek, menjerit, berbisik, cepat, lambat, stop, sedih, meraung, meringkuk, dan lainnya, sesuaikan dengan karakter dalam cerita.

* Tambahkan "body language".

Menurut Roosie Setiawan, penggagas Reading Bugs, membacakan cerita untuk anak bisa dimulai sejak trimester akhir kehamilan. Membacakan buku saat hamil bisa dilakukan dengan jenis buku apa pun yang ingin kita baca. Saat kehamilan, orangtua membacakan cerita adalah momen untuk memperkenalkan suara.

sumber

0 komentar:

Posting Komentar