Orang tua ketika dalam keadaan marah atau frustasi biasanya akan terlontar kata-kata yang kurang enak. Kata-kata tersebut keluar tanpa diperhitungkan. Mungkin kita beranggapan kata-kata tersebut akan menghilang dan tidak akan berpengaruh pada anak, tapi jangan salah, justru kata-kata yang memiliki dampak besar pada perkembangan emosi dan psikologis siswa. Soo, hati-hati.
Di bawah ini ada kalimat-kalimat yang perlu dihindari ketika berbicara dengan anak seperti yang dikutip dari female.kompas.
"Kamu seharusnya malu sama diri sendiri"
Kata
"malu" adalah emosi yang destruktif dan seringkali memicu rasa bersalah
yang sangat mendalam. Meski setiap anak bertingkah nakal, amat penting
bagi mereka untuk mengerti mengapa tingkah mereka itu salah dan ia harus
paham bahwa adalah hal yang wajar bagi setiap manusia untuk melakukan
kesalahan, dan yang terpenting adalah kita semua belajar dari kesalahan
itu.
"Karena Mama bilang begitu!"
Anak-anak
merespon pada aturan saat mereka melihat alasan di baliknya. Habiskan
beberapa detik untuk membantu mereka mengerti mengapa, agar mereka bisa
melihat Anda sebagai figur otoritas yang pantas untuk dihormati
ketimbang sebagai diktator.
"Mama enggak peduli kamu mau apa!"
Kadang,
saat ada lebih dari 1 anak yang harus Anda puaskan, sulit untuk bisa
memberikan mereka semua apa yang mereka mau. Kadang, saat mereka
merengek di saat bersamaan karena meminta hal-hal yang berbeda, tanpa
sadar, banyak orang mengatakan kata-kata semacam ini kepada anaknya.
Namun, hal ini bisa membekas di pikiran anak-anak, karena mereka akan
berpikir bahwa Anda tak peduli pada kebutuhannya, dan imbasnya mereka
bisa tidak menghormati Anda. Ingat, menghadapi emosi mereka tidak
berarti menyerah dan memenuhi permintaan mereka.
"Tante minta ciumnya, dong!"
Anda
tidak akan mau mencium orang lain secara otomatis saat ada yang bilang
mereka minta cium Anda, kan? Begitu pun anak-anak. Hormati wilayah
personal mereka dan beri kontrol mengenai siapa yang boleh mendapat
afeksi mereka.
"Kenapa kamu enggak bisa kayak..."
Membandingkan
anak dengan anak lain, entah itu saudara kandungnya atau teman
sekolahnya sama artinya Anda menanamkan bibit kerusakan di dalamnya.
Merasa lemah dan tidak baik bisa memicu anak yang akan "meledak" di
suatu waktu dan pertikaian di antara saudara. Ketimbang membuat mereka
merasa rendah diri dibanding kelebihan orang lain, pujilah ia akan
hal-hal baik yang ia bisa, tawarkan bantuan di area yang mereka kurang
kuasai.
"Tunggu sampai Papa/Mama pulang nanti!"
Tak
hanya hal ini akan memberi kesan bahwa yang mengatakan hal itu adalah
orangtua yang takut kepada anaknya, tetapi juga menunjukkan bahwa Anda
tidak punya kontrol terhadap situasi. Mengatakan hal ini berarti
menyepelekan otoritas Anda dan pada akhirnya membuat si anak berpikir
dan bertanya kepada diri sendiri, mengapa mereka mendengar Anda sejak
awal?
"Kamu yang paling hebat!"
Ironis
memang, tidak semua kata-kata positif itu berdampak positif. Tentu anak
Anda adalah yang terbaik, tetapi terlalu banyak pujian tidak spesifik
akan membuatnya jadi tidak berarti. Buatlah pujian yang spesifik.
"Enggak usah takut. Enggak kenapa-kenapa, kok!"
Kemampuan
seorang anak untuk merasa aman dan mengkomunikasikan perasaannya adalah
hal yang sangat penting bagi pertumbuhannya. Meski Anda pikir ini
adalah sikap manis dan baik, tetapi sebenarnya kata-kata seperti ini
mengimplikasikan bahwa emosi mereka tidak benar. Dengarkan dan hadapi
ketakutan mereka ketimbang meremehkan dan membuat mereka mengacuhkan
perasaan mereka.
"Kamu nakal sekali!"
Adalah hal yang sangat
buruk untuk melabeli anak dengan "nakal/badung/bandel", karena mereka
akan berpikir itu adalah jati diri mereka dan berusaha untuk membenarkan
Anda. Coba tunjukkan ketidaksukaan Anda akan sikap yang tak baik,
jangan anaknya.
"Cepetan, dong! Mama tinggal, Ya!"
Menanamkan
isu bahwa Anda akan meninggalkannya bukan hal yang disarankan. Anak tak
tahu apakah Anda benar-benar akan meninggalkannya atau tidak. Meski
sebenarnya Anda hanya bercanda atau menakut-nakuti, alias ancaman
kosong. Bersabarlah menunggunya dan sadari anak-anak amat mudah
teralihkan pikirannya, dan cari cara lain untuk mempercepat persiapannya
beranjak.
kompas
0 komentar:
Posting Komentar